Pu3 adalah seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari mengajar seni rupa untuk anak-anak PAUD hingga SD. Dunianya akrab dengan coretan tangan kecil, warna-warna ceria, dan imajinasi tanpa batas. Namun, di balik perannya sebagai pendidik, ada sisi lain dalam dirinya yang tumbuh kuat—sisi yang mencintai seni bukan hanya sebagai pengajar, tapi juga sebagai pencipta.

Bagi Pu3, seni adalah ruang untuk terus tumbuh, berkembang, dan berekspresi, juga sebagai cara untuk menyampaikan perasaan dan pemikiran yang dalam. Ia menciptakan karya-karya dari pengalaman sehari-hari, penggalan lirik lagu yang menampar, hingga kalimat dari buku yang diam-diam mengetuk kesadarannya tentang kehidupan.

Pu3 percaya bahwa membuat karya bukan tentang menjadi hebat, tetapi tentang menjadi utuh—memberi ruang pada rasa yang sering tersembunyi. “Seni saya mungkin sederhana—masih belajar, masih mencari bentuk. Tapi setiap karya lahir dari proses yang jujur, pelan-pelan, dan penuh makna,” ungkapnya.

Di usianya yang menurut banyak orang sudah “cukup tua,” Pu3 justru merasa itulah yang memberikan nyawa pada karya-karyanya. Karyanya tidak lahir dari sekadar mengikuti tren, melainkan dari perjalanan hidup yang panjang dan kaya makna.