Febri Anugerah lahir di Desa Bangunjiwo, Yogyakarta, adalah seniman yang menyoroti pengalaman bertumbuh dalam identitas sebagai bagian dari masyarakat. Dalam praktik seninya, ia menaruh perhatian pada reproduksi pengetahuan lokal yang muncul melalui berbagai pitutur (nasehat), menggali sejarah lisan serta mengolah inspirasi budaya klasik dengan pendekatan kontemporer. Latar belakangnya di bidang seni patung membawanya pada eksplorasi medium relief dari limbah plastik (upcycle plastic) yang ia tempatkan sebagai bagian dari keseharian masyarakat, sejalan dengan nilai pitutur yang diwariskan—ia menyebutnya sebagai re-pitutur.

Febri aktif dalam berbagai pameran seni, antara lain Asana Bina Seni – Biennale Jogja (2022), Babad Lembana (2023), J+ Art Award (2024), dan All In (2024). Ia juga terlibat dalam sejumlah residensi seperti Residensi Katulistiwa – Biennale Jogja (2022), Residensi Ns x (2023), Residensi FKY (2023), Residensi Kalajala (2024), dan Residensi Tapa Ngeli (2025).