
2025
50cm x 26cm x 68cm
Art Instalation
Theme: Merayakan Keanekaragaman Hayati & Hutan Indonesia
Karya ini kembali menggambarkan hubungan timbal balik antara alam dan manusia dalam pemanfaatan sumber daya alam, sekaligus mengingatkan bahwa seiring waktu, kondisi alam kita sedang tidak baik-baik saja. Kita memiliki peran besar dalam memperbaiki siklus ini.
Kesinambungan menjadi pusat perhatian dalam instalasi ini, sejalan dengan keselarasan antara alam dan manusia. Kenyataan yang mesti diterima adalah alam selalu menyediakan segala kebaikan dengan berbagai cara—dapat dimaksimalkan dengan atau tanpa campur tangan manusia. Namun, hal ini kadang menjadi tidak seimbang karena sifat egois manusia, yang mengganggu siklus alam. Eksploitasi berlebihan tanpa upaya perbaikan berarti bisa menjadi awal bencana yang pada akhirnya menimpa manusia sendiri.
Manusia dengan akal pikirannya yang selalu berkembang diharapkan mampu berpadu dengan siklus alam untuk memulihkan kerusakan dan menciptakan harapan baru di masa depan—terutama melalui pemanfaatan teknologi terkini secara positif. Sebab, tanpa uluran tangan manusia, situasi ini ibarat proyek bunuh diri yang lambat laun akan semakin nyata.
Alam, dengan caranya sendiri, senantiasa menyediakan kebutuhan kita. Sebagai manusia berakal, inilah kesempatan kita untuk menumbuhkan harapan masa depan dengan menjaga keselarasan dan merawat benih-benih kebaikan alam.
Instalasi ini memuat uluran tangan yang muncul dari batang pohon kering yang tereksploitasi—tampak paku dan kawat duri yang menancap. Tangan manusia tersebut digambarkan sebagai lambang alam yang menunggu koneksi manusia untuk menumbuhkan bibit baru, menjaga siklus hidup alam yang selaras (puppyart).
2025
50cm x 26cm x 68cm
Art Instalation
Theme: Merayakan Keanekaragaman Hayati & Hutan Indonesia
Karya ini kembali menggambarkan hubungan timbal balik antara alam dan manusia dalam pemanfaatan sumber daya alam, sekaligus mengingatkan bahwa seiring waktu, kondisi alam kita sedang tidak baik-baik saja. Kita memiliki peran besar dalam memperbaiki siklus ini.
Kesinambungan menjadi pusat perhatian dalam instalasi ini, sejalan dengan keselarasan antara alam dan manusia. Kenyataan yang mesti diterima adalah alam selalu menyediakan segala kebaikan dengan berbagai cara—dapat dimaksimalkan dengan atau tanpa campur tangan manusia. Namun, hal ini kadang menjadi tidak seimbang karena sifat egois manusia, yang mengganggu siklus alam. Eksploitasi berlebihan tanpa upaya perbaikan berarti bisa menjadi awal bencana yang pada akhirnya menimpa manusia sendiri.
Manusia dengan akal pikirannya yang selalu berkembang diharapkan mampu berpadu dengan siklus alam untuk memulihkan kerusakan dan menciptakan harapan baru di masa depan—terutama melalui pemanfaatan teknologi terkini secara positif. Sebab, tanpa uluran tangan manusia, situasi ini ibarat proyek bunuh diri yang lambat laun akan semakin nyata.
Alam, dengan caranya sendiri, senantiasa menyediakan kebutuhan kita. Sebagai manusia berakal, inilah kesempatan kita untuk menumbuhkan harapan masa depan dengan menjaga keselarasan dan merawat benih-benih kebaikan alam.
Instalasi ini memuat uluran tangan yang muncul dari batang pohon kering yang tereksploitasi—tampak paku dan kawat duri yang menancap. Tangan manusia tersebut digambarkan sebagai lambang alam yang menunggu koneksi manusia untuk menumbuhkan bibit baru, menjaga siklus hidup alam yang selaras (puppyart).