Papung mengawali perjalanan seninya dari sebuah sanggar lukis di Jakarta Selatan, Garajas. Ia mulai aktif berkarya dengan bergiat bersama para seniman di sanggar tersebut, berdiskusi, bertukar ide, serta mengunjungi para pelaku seni untuk memperkaya pengetahuannya tentang berbagai aspek dunia seni.

Melalui interaksi itu, Papung dan rekan-rekannya sering mengadakan pameran bersama serta membangun kolaborasi lintas sanggar. Papung menikmati proses eksplorasi dan eksperimen artistik, terutama dalam bermain dengan warna, garis, serta tekstur. Ia menuangkan gagasan dengan gaya ekspresif, kadang terstruktur, dan kerap menggabungkan elemen tradisional untuk memberikan kesan khas pada karyanya.

Baginya, seni rupa adalah bidang yang dinamis, selalu bergerak mengikuti perubahan zaman. Walaupun intervensi teknologi semakin mendominasi, Papung percaya bahwa seni rupa tetap memiliki kekuatan melalui kreativitas murni yang menjadi daya tarik utamanya.