Karya ini merefleksikan pemikiran tentang bagaimana hal-hal yang hadir dalam keseharian seringkali terlewatkan maknanya. Visual bunga gambir direkonstruksi menjadi simbol dari nilai rempah-rempah masa lalu yang kini terlupakan—berharga atau tidaknya sesuatu sangat bergantung pada bagaimana kita memaknainya. Dengan menggunakan limbah plastik sebagai medium, karya ini mengajak kita merenungkan tentang material yang dulunya dianggap penting namun kini terabaikan, sama seperti plastik yang melimpah namun tidak dimaknai secara bijak. Melalui pendekatan ini, seniman ingin menegaskan bahwa dalam keseimbangan antara makna dan keberadaan, kita dapat menemukan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
Karya ini merefleksikan pemikiran tentang bagaimana hal-hal yang hadir dalam keseharian seringkali terlewatkan maknanya. Visual bunga gambir direkonstruksi menjadi simbol dari nilai rempah-rempah masa lalu yang kini terlupakan—berharga atau tidaknya sesuatu sangat bergantung pada bagaimana kita memaknainya. Dengan menggunakan limbah plastik sebagai medium, karya ini mengajak kita merenungkan tentang material yang dulunya dianggap penting namun kini terabaikan, sama seperti plastik yang melimpah namun tidak dimaknai secara bijak. Melalui pendekatan ini, seniman ingin menegaskan bahwa dalam keseimbangan antara makna dan keberadaan, kita dapat menemukan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.