Alam Iklas Memberi, Manusia Iklas Mengeksploitasi
A3 (11,69 x 16,54 inci), grafis
Karya seni ini merupakan hasil kolaborasi digital antara ARTHUP dan Purnomo, seorang penyandang disabilitas mental yang aktif berkarya melalui terapi menggambar. Dalam karya ini, Purnomo menyumbangkan visual berupa gambar pohon yang dibuat dengan garis-garis tipis khasnya, sementara ARTHUP menambahkan elemen teks berupa kutipan satir: “Alam Ikhlas Memberi, Manusia Ikhlas Mengeksploitasi.”
Karya ini menyampaikan pesan mendalam mengenai relasi antara manusia dan alam. Alam digambarkan sebagai entitas yang penuh ketulusan dalam memberi kehidupan—dari udara yang kita hirup, air yang kita minum, hingga tempat tinggal yang kita tempati. Namun, di sisi lain, manusia justru kerap mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan tanpa memperhitungkan dampaknya.
Visual pohon menjadi simbol dari keteguhan dan pemberian alam yang tak kenal lelah, sementara kutipan yang menyertainya menjadi refleksi kritis terhadap sifat rakus dan tidak berimbang manusia dalam memanfaatkan alam. Karya ini hadir sebagai pengingat agar kita mulai bersikap lebih bijak, menjaga keharmonisan dengan alam, serta menghargai segala bentuk kehidupan yang ada di sekitar kita.
Karya seni ini merupakan hasil kolaborasi digital antara ARTHUP dan Purnomo, seorang penyandang disabilitas mental yang aktif berkarya melalui terapi menggambar. Dalam karya ini, Purnomo menyumbangkan visual berupa gambar pohon yang dibuat dengan garis-garis tipis khasnya, sementara ARTHUP menambahkan elemen teks berupa kutipan satir: “Alam Ikhlas Memberi, Manusia Ikhlas Mengeksploitasi.”
Karya ini menyampaikan pesan mendalam mengenai relasi antara manusia dan alam. Alam digambarkan sebagai entitas yang penuh ketulusan dalam memberi kehidupan—dari udara yang kita hirup, air yang kita minum, hingga tempat tinggal yang kita tempati. Namun, di sisi lain, manusia justru kerap mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan tanpa memperhitungkan dampaknya.
Visual pohon menjadi simbol dari keteguhan dan pemberian alam yang tak kenal lelah, sementara kutipan yang menyertainya menjadi refleksi kritis terhadap sifat rakus dan tidak berimbang manusia dalam memanfaatkan alam. Karya ini hadir sebagai pengingat agar kita mulai bersikap lebih bijak, menjaga keharmonisan dengan alam, serta menghargai segala bentuk kehidupan yang ada di sekitar kita.