Alam dan manusia tidak diciptakan secara acak, melainkan dengan mekanisme yang teratur layaknya sebuah mesin besar yang terdiri dari berbagai unsur pendukung kehidupan. Udara, air, tanah, dan api membentuk alam semesta ini, melahirkan lautan, pegunungan, dan segala fenomena alam yang menjadi fondasi peradaban. Dalam skema besar ini, manusia hadir sebagai subyek utama. Pengelola sekaligus penerima manfaat.
Setiap makhluk di bumi memiliki hak untuk memperoleh manfaat dan keberlangsungan hidup dari alam ini. Namun, hak tersebut melekat paling kuat pada manusia, dengan tanggung jawab yang besar untuk menjaga keseimbangan siklus alamiah.
Eksploitasi brutal terhadap alam sama dengan merampas hak makhluk lain serta merusak tatanan kehidupan. Melalui karyanya, Papung mengingatkan bahwa menjaga alam bukan sekadar tanggung jawab, tetapi juga bentuk ibadah kepada Sang Maha Pencipta, memanfaatkan alam dengan rasa syukur, bukan kerakusan.
Alam dan manusia tidak diciptakan secara acak, melainkan dengan mekanisme yang teratur layaknya sebuah mesin besar yang terdiri dari berbagai unsur pendukung kehidupan. Udara, air, tanah, dan api membentuk alam semesta ini, melahirkan lautan, pegunungan, dan segala fenomena alam yang menjadi fondasi peradaban. Dalam skema besar ini, manusia hadir sebagai subyek utama. Pengelola sekaligus penerima manfaat.
Setiap makhluk di bumi memiliki hak untuk memperoleh manfaat dan keberlangsungan hidup dari alam ini. Namun, hak tersebut melekat paling kuat pada manusia, dengan tanggung jawab yang besar untuk menjaga keseimbangan siklus alamiah.
Eksploitasi brutal terhadap alam sama dengan merampas hak makhluk lain serta merusak tatanan kehidupan. Melalui karyanya, Papung mengingatkan bahwa menjaga alam bukan sekadar tanggung jawab, tetapi juga bentuk ibadah kepada Sang Maha Pencipta, memanfaatkan alam dengan rasa syukur, bukan kerakusan.