Konsep karya seni “Escape After Gerome” merefleksikan perjalanan sejarah yang penuh dengan kenangan kelam, mengangkat tema eksploitasi dan kerusakan lingkungan yang terjadi di masa lalu. Dalam karya ini, sosok bertanduk domba yang berhenti sejenak di rel kereta melambangkan refleksi terhadap masa lalu, sementara rel yang membentang tak hanya merepresentasikan perjalanan waktu, tetapi juga menjadi simbol perjalanan sejarah yang tak bisa dihindari.
nsur ekologis dalam karya ini terlihat melalui asap yang mengepul di kejauhan, yang secara simbolis menggambarkan ancaman kerusakan lingkungan akibat tindakan eksploitasi yang tak terkendali. Asap tersebut tidak akan ada jika tidak ada api sebelumnya, menggambarkan dampak dari tindakan destruktif yang telah terjadi dan terus mengancam keberlanjutan hidup di bumi.
Namun, karya ini juga menghadirkan simbol harapan melalui gerbong kereta yang menampung kilasan cahaya. Lubang kecil yang memungkinkan cahaya masuk ke dalam gerbong tersebut mengandung makna bahwa gerakan akar rumput dan kesadaran kolektif mampu merekam kenyataan tersembunyi, membuka jalan untuk perubahan dan perjuangan.
Melalui karya ini, Pondra mengajak masyarakat untuk belajar dari masa lalu, menjaga kelestarian lingkungan, dan mencegah terulangnya kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi. Sebuah ajakan untuk merenung, bertindak, dan menjaga bumi serta keanekaragaman hayati demi masa depan yang lebih baik.
Konsep karya seni “Escape After Gerome” merefleksikan perjalanan sejarah yang penuh dengan kenangan kelam, mengangkat tema eksploitasi dan kerusakan lingkungan yang terjadi di masa lalu. Dalam karya ini, sosok bertanduk domba yang berhenti sejenak di rel kereta melambangkan refleksi terhadap masa lalu, sementara rel yang membentang tak hanya merepresentasikan perjalanan waktu, tetapi juga menjadi simbol perjalanan sejarah yang tak bisa dihindari.
nsur ekologis dalam karya ini terlihat melalui asap yang mengepul di kejauhan, yang secara simbolis menggambarkan ancaman kerusakan lingkungan akibat tindakan eksploitasi yang tak terkendali. Asap tersebut tidak akan ada jika tidak ada api sebelumnya, menggambarkan dampak dari tindakan destruktif yang telah terjadi dan terus mengancam keberlanjutan hidup di bumi.
Namun, karya ini juga menghadirkan simbol harapan melalui gerbong kereta yang menampung kilasan cahaya. Lubang kecil yang memungkinkan cahaya masuk ke dalam gerbong tersebut mengandung makna bahwa gerakan akar rumput dan kesadaran kolektif mampu merekam kenyataan tersembunyi, membuka jalan untuk perubahan dan perjuangan.
Melalui karya ini, Pondra mengajak masyarakat untuk belajar dari masa lalu, menjaga kelestarian lingkungan, dan mencegah terulangnya kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi. Sebuah ajakan untuk merenung, bertindak, dan menjaga bumi serta keanekaragaman hayati demi masa depan yang lebih baik.