Karya ini merupakan refleksi visual dari keresahan mendalam terhadap isu-isu lingkungan yang marak terjadi di masyarakat, khususnya mengenai alih fungsi hutan menjadi kawasan industri atau pemukiman berbasis beton raksasa. Anggi Mw menggambarkan dampak destruktif dari pembukaan lahan—baik dengan cara dibakar maupun menggunakan alat berat—yang tidak hanya merusak lanskap alam, tetapi juga menyisakan trauma bagi satwa liar yang kehilangan habitatnya.
Dengan gaya lukis yang naif dan kekanak-kanakan, Anggi justru menguatkan pesan emosional dari karya ini: bahwa kerusakan alam bukan sekadar fakta statistik, tetapi luka nyata bagi semua makhluk hidup. Karya ini merupakan ajakan bagi kita semua untuk kembali peduli terhadap keberlangsungan ekosistem dan makhluk hidup di dalam hutan. Karena jika keserakahan manusia terus berlangsung, yang akan diwariskan kepada generasi mendatang bukanlah kejayaan, melainkan kesedihan yang mendalam.
Karya ini merupakan refleksi visual dari keresahan mendalam terhadap isu-isu lingkungan yang marak terjadi di masyarakat, khususnya mengenai alih fungsi hutan menjadi kawasan industri atau pemukiman berbasis beton raksasa. Anggi Mw menggambarkan dampak destruktif dari pembukaan lahan—baik dengan cara dibakar maupun menggunakan alat berat—yang tidak hanya merusak lanskap alam, tetapi juga menyisakan trauma bagi satwa liar yang kehilangan habitatnya.
Dengan gaya lukis yang naif dan kekanak-kanakan, Anggi justru menguatkan pesan emosional dari karya ini: bahwa kerusakan alam bukan sekadar fakta statistik, tetapi luka nyata bagi semua makhluk hidup. Karya ini merupakan ajakan bagi kita semua untuk kembali peduli terhadap keberlangsungan ekosistem dan makhluk hidup di dalam hutan. Karena jika keserakahan manusia terus berlangsung, yang akan diwariskan kepada generasi mendatang bukanlah kejayaan, melainkan kesedihan yang mendalam.