Karya ini mengangkat kerentanan ekosistem Pulau Komodo sebagai habitat alami salah satu hewan purba terakhir di dunia—komodo. Melalui pendekatan lukisan hyperrealism, Ridwansyah ingin menyuarakan keterancaman keberlangsungan hidup komodo akibat pembangunan masif yang mengganggu tatanan alami pulau tersebut.
Lukisan ini tidak hanya mengajak penonton untuk merenung akan pentingnya konservasi, tapi juga menjadi bentuk kritik visual terhadap tarik-menarik kepentingan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Serta perlunya kebijakan yang menyeluruh dan berpihak pada kelangsungan hidup jangka panjang spesies komodo dan habitatnya.
Karya ini mengangkat kerentanan ekosistem Pulau Komodo sebagai habitat alami salah satu hewan purba terakhir di dunia—komodo. Melalui pendekatan lukisan hyperrealism, Ridwansyah ingin menyuarakan keterancaman keberlangsungan hidup komodo akibat pembangunan masif yang mengganggu tatanan alami pulau tersebut.
Lukisan ini tidak hanya mengajak penonton untuk merenung akan pentingnya konservasi, tapi juga menjadi bentuk kritik visual terhadap tarik-menarik kepentingan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Serta perlunya kebijakan yang menyeluruh dan berpihak pada kelangsungan hidup jangka panjang spesies komodo dan habitatnya.