Melalui karya bertajuk “Rinjani”, Fathul Aziz menyuarakan keresahan mendalam terhadap kondisi gunung-gunung di Indonesia, khususnya tentang hilangnya penghormatan terhadap kesakralan dan keindahan alam. Gunung, yang dulu identik dengan rindangnya pohon, hamparan ilalang, padang savana, serta nyanyian burung-burung liar, kini semakin sering disandingkan dengan pemandangan yang memilukan: sampah yang berserakan.
Dalam karya ini, Aziz menghadirkan perpaduan bentuk alam dan kaligrafi untuk merefleksikan kecintaan dan kepedulian terhadap gunung sebagai ruang suci yang harus dijaga. Ia mengajak kita semua untuk merenung, bahwa mencintai alam bukan hanya dengan kekaguman, melainkan melalui kesadaran penuh akan tanggung jawab untuk tidak merusak — termasuk dengan tidak membuang sampah sembarangan.
“Rinjani” bukan sekadar lukisan, tetapi sebuah pengingat: bahwa menjaga kebersihan dan kesakralan gunung adalah bagian dari menjaga warisan alam untuk generasi mendatang.
Melalui karya bertajuk “Rinjani”, Fathul Aziz menyuarakan keresahan mendalam terhadap kondisi gunung-gunung di Indonesia, khususnya tentang hilangnya penghormatan terhadap kesakralan dan keindahan alam. Gunung, yang dulu identik dengan rindangnya pohon, hamparan ilalang, padang savana, serta nyanyian burung-burung liar, kini semakin sering disandingkan dengan pemandangan yang memilukan: sampah yang berserakan.
Dalam karya ini, Aziz menghadirkan perpaduan bentuk alam dan kaligrafi untuk merefleksikan kecintaan dan kepedulian terhadap gunung sebagai ruang suci yang harus dijaga. Ia mengajak kita semua untuk merenung, bahwa mencintai alam bukan hanya dengan kekaguman, melainkan melalui kesadaran penuh akan tanggung jawab untuk tidak merusak — termasuk dengan tidak membuang sampah sembarangan.
“Rinjani” bukan sekadar lukisan, tetapi sebuah pengingat: bahwa menjaga kebersihan dan kesakralan gunung adalah bagian dari menjaga warisan alam untuk generasi mendatang.