Taksidermi #1

2025

Digital Art

Theme: Merayakan Keanekaragaman Hayati & Hutan Indonesia

Nasib spesies manusia adalah sayap kupu-kupu rapuh yang berkepak di rentannya keseimbangan alam.

Taksidermi #1 adalah tanggapan Wulang Sunu terhadap liputan tentang kupu-kupu di kanal berita Multatuli Project, yang menyoroti keterikatan antarspesies dan dampaknya pada keberlangsungan hidup bersama. Dalam karya ini, manusia ditampilkan memiliki sayap kupu-kupu, seolah menegaskan bahwa nasib manusia dan kupu-kupu—atau spesies mana pun—saling terhubung.

Taksidermi dihadirkan sebagai simbol spesies yang diawetkan setelah punah atau terancam punah, menggugah kita untuk melihat bahwa ketika satu spesies menuju kepunahan, kondisi alam sesungguhnya sedang dalam krisis. Cepat atau lambat, krisis tersebut juga akan menghantam manusia, entah dalam bentuk apa. Karya ini mengajak kita merenungkan kecenderungan “pura-pura tak peduli” terhadap kerusakan alam dan mempertanyakan bagaimana gaya hidup kita turut menyumbang pada kepunahan yang kian nyata.

  • The Artist

    Wulang Sunu

    Jogjakarta

    Wulang Sunu adalah seniman visual Indonesia kelahiran Yogyakarta, 1992, yang bereksperimen dengan beragam media—dari gambar hingga animasi dan seni instalasi. Telah memamerkan karya di Australia, Belanda, dan Malaysia.

2025

Digital Art

Theme: Merayakan Keanekaragaman Hayati & Hutan Indonesia

Nasib spesies manusia adalah sayap kupu-kupu rapuh yang berkepak di rentannya keseimbangan alam.

Taksidermi #1 adalah tanggapan Wulang Sunu terhadap liputan tentang kupu-kupu di kanal berita Multatuli Project, yang menyoroti keterikatan antarspesies dan dampaknya pada keberlangsungan hidup bersama. Dalam karya ini, manusia ditampilkan memiliki sayap kupu-kupu, seolah menegaskan bahwa nasib manusia dan kupu-kupu—atau spesies mana pun—saling terhubung.

Taksidermi dihadirkan sebagai simbol spesies yang diawetkan setelah punah atau terancam punah, menggugah kita untuk melihat bahwa ketika satu spesies menuju kepunahan, kondisi alam sesungguhnya sedang dalam krisis. Cepat atau lambat, krisis tersebut juga akan menghantam manusia, entah dalam bentuk apa. Karya ini mengajak kita merenungkan kecenderungan “pura-pura tak peduli” terhadap kerusakan alam dan mempertanyakan bagaimana gaya hidup kita turut menyumbang pada kepunahan yang kian nyata.

  • The Artist

    Wulang Sunu

    Jogjakarta

    Wulang Sunu adalah seniman visual Indonesia kelahiran Yogyakarta, 1992, yang bereksperimen dengan beragam media—dari gambar hingga animasi dan seni instalasi. Telah memamerkan karya di Australia, Belanda, dan Malaysia.

Karya Lainnya

Karya Lainnya