Urban Life adalah karya yang merefleksikan dualitas kehidupan kota—pertumbuhan dan kehancuran yang berjalan beriringan. Kata “Bangun” menjadi titik tolak narasi—menggambarkan obsesi pembangunan fisik di kota-kota besar, tapi sekaligus menjadi seruan untuk “bangun” dari ketidaksadaran kolektif kita terhadap krisis ekologis yang sedang terjadi. Kota yang sehat tidak hanya diukur dari seberapa tinggi gedungnya, tetapi dari seberapa banyak pohon yang tumbuh, udara bersih yang tersisa, dan ruang terbuka hijau yang dipertahankan.
Hi HAVA mengajak kita untuk merenung: Di tengah ambisi dan kesibukan urban, jangan sampai kita lupa bahwa perlindungan sesungguhnya datang dari keseimbangan dengan alam. Bencana tidak dapat ditolak dengan kekayaan, tetapi bisa dicegah dengan kelestarian. Karena sejatinya, alam adalah sekutu terbaik umat manusia.
Urban Life adalah karya yang merefleksikan dualitas kehidupan kota—pertumbuhan dan kehancuran yang berjalan beriringan. Kata “Bangun” menjadi titik tolak narasi—menggambarkan obsesi pembangunan fisik di kota-kota besar, tapi sekaligus menjadi seruan untuk “bangun” dari ketidaksadaran kolektif kita terhadap krisis ekologis yang sedang terjadi. Kota yang sehat tidak hanya diukur dari seberapa tinggi gedungnya, tetapi dari seberapa banyak pohon yang tumbuh, udara bersih yang tersisa, dan ruang terbuka hijau yang dipertahankan.
Hi HAVA mengajak kita untuk merenung: Di tengah ambisi dan kesibukan urban, jangan sampai kita lupa bahwa perlindungan sesungguhnya datang dari keseimbangan dengan alam. Bencana tidak dapat ditolak dengan kekayaan, tetapi bisa dicegah dengan kelestarian. Karena sejatinya, alam adalah sekutu terbaik umat manusia.