Setiap tahunnya, Indonesia kehilangan jutaan hektar hutan. Tanpa pohon yang mampu menyerap air dan menjaga kelembapan tanah, bencana alam seperti banjir dan longsor akan semakin sering terjadi. Kerusakan hutan tidak hanya mengancam flora dan fauna, tetapi juga kehidupan manusia. Hutan kita adalah kunci untuk menjaga keseimbangan alam, dan Wakaf Hutan hadir sebagai solusi untuk mengembalikan fungsi penting itu. Dengan niat wakaf, kita bisa membantu mencegah bencana, melindungi kehidupan, dan memberikan manfaat yang tak terputus untuk generasi mendatang. Wakaf Hutan bukan hanya investasi untuk alam, tetapi juga untuk keturunan kita, keberlanjutan bumi, dan kebaikan yang terus mengalir.

Untuk memulai Wakaf Hutan, kita tidak perlu memiliki lahan sendiri. Kita dapat berpartisipasi dengan menyumbangkan dana, dan kontribusi yang terkumpul akan digunakan untuk mengubah lahan menjadi hutan wakaf. Lahan yang dipilih akan dikelola oleh pihak yang terdaftar secara resmi, yang bertanggung jawab untuk menjaga hutan tetap terawat dan melaksanakan konservasi. Dengan pengelolaan yang baik, hutan wakaf ini akan terus tumbuh dan memberi manfaat bagi alam serta masyarakat sekitar.

Salah satu contoh nyata keberhasilan Wakaf Hutan adalah inisiatif Hutan Wakaf Bogor, yang membawa dampak besar bagi masyarakat di sana. Di desa Cibunian, misalnya, hutan yang diwakafkan tidak hanya membantu mengurangi risiko bencana alam, tetapi juga memperbaiki kehidupan sosial-ekonomi masyarakat. Masyarakat setempat kini terlibat langsung dalam pengelolaan hutan dan mendapatkan manfaat dari kegiatan ekowisata yang diadakan di hutan tersebut. Ustad Khalifah Muhammad Ali, Ketua Yayasan Hutan Wakaf Bogor, berbagi kebanggaan tentang gerakan ini, “Dengan hutan diwakafkan, itu akan menjadi hutan yang lestari. Karena hutan wakaf itu tidak boleh dijual, diwariskan, atau dihibahkan. Intinya, tidak boleh dialihpindahkan.” Beliau melanjutkan, “Semakin luas hutan wakaf, Insya Allah, manfaat ekologi, ekonomi, dan sosial ini akan semakin besar.” Ini adalah contoh nyata bagaimana Wakaf Hutan tidak hanya menyelamatkan lingkungan, tetapi juga menyelamatkan kehidupan manusia.

Program The Future Is Our Canvas turut memperkuat Wakaf Hutan dengan melibatkan seniman dari seluruh Indonesia untuk menciptakan karya seni yang bertema keberlanjutan dan pelestarian alam. Karya-karya yang terpilih kemudian dilelang, dan hasilnya digunakan untuk mendanai proyek-proyek penting seperti reboisasi dan pemasangan panel surya di masjid. Seni bukan hanya menjadi ekspresi kreatif, tetapi juga sarana untuk menyampaikan pesan ekologis yang mendalam. Melalui seni, kita diajak untuk lebih peduli dan berpartisipasi dalam perubahan positif. Dengan cara ini, seni menjadi kekuatan yang mendorong aksi nyata demi kelestarian bumi.

Perjalanan Wakaf Hutan ini sudah dimulai dengan banyak pencapaian yang membanggakan. Pada tahun 2024, diluncurkan buku “Hutan Wakaf: Teori dan Praktik”, yang menjadi panduan komprehensif tentang bagaimana wakaf dapat menjadi solusi pelestarian hutan yang berkelanjutan. Buku ini disusun oleh Khalifah Muhammad Ali, Ketua Yayasan Hutan Wakaf Bogor, bersama istrinya. Ketua MOSAIC, Nur Hasan Murtiaji, dalam acara Gala Dinner dan Lelang Seni bertajuk “Ekoteologi dalam Aksi: Gerakan Green Waqf untuk Pelestarian Hutan Berkelanjutan”, yang diadakan pada Selasa malam, 22 April 2025, di Auditorium H.M. Rasjidi Kementerian Agama RI, menyampaikan bahwa hingga Maret 2025, sudah tercatat 48 hektar hutan wakaf di berbagai daerah, seperti Aceh, Bogor, Mojokerto, dan Gunung Sindur.

Ini semua adalah awal perjalanan, dan dukungan kita semua akan memastikan Wakaf Hutan terus tumbuh, memberikan manfaat lebih besar untuk lingkungan dan masyarakat. Mari bergabung dalam gerakan Wakaf Hutan dan jadikan ini ladang amal jariyah yang tak terputus. Kunjungi kitabisa.com/HutanSepanjangMasa untuk berkontribusi dan menjadi bagian dari perubahan besar ini.