Karya berukuran 100 x 120 cm ini menampilkan langit biru sebagai latar belakang dengan objek utama berupa kepala seorang wanita yang muncul dari potongan pohon tumbang. Di sekitarnya, tampak dua ekor burung Jalak Bali, sementara bagian bawah kanvas menggambarkan tanah yang dipenuhi pohon-pohon yang telah ditebang.
Melalui ekspresi wanita yang melankolis dan lanskap yang hampa, karya ini menggambarkan suasana kesedihan serta kehampaan akibat kerusakan lingkungan. Kehadiran burung Jalak Bali menegaskan pesan bahwa dampak dari penebangan liar tak hanya dirasakan oleh manusia, tetapi juga oleh fauna yang kehilangan habitat alaminya. Lukisan ini menjadi refleksi akan keterkaitan erat antara manusia, alam, dan makhluk hidup lainnya, serta ajakan untuk melindungi keberlanjutan ekosistem.
Karya berukuran 100 x 120 cm ini menampilkan langit biru sebagai latar belakang dengan objek utama berupa kepala seorang wanita yang muncul dari potongan pohon tumbang. Di sekitarnya, tampak dua ekor burung Jalak Bali, sementara bagian bawah kanvas menggambarkan tanah yang dipenuhi pohon-pohon yang telah ditebang.
Melalui ekspresi wanita yang melankolis dan lanskap yang hampa, karya ini menggambarkan suasana kesedihan serta kehampaan akibat kerusakan lingkungan. Kehadiran burung Jalak Bali menegaskan pesan bahwa dampak dari penebangan liar tak hanya dirasakan oleh manusia, tetapi juga oleh fauna yang kehilangan habitat alaminya. Lukisan ini menjadi refleksi akan keterkaitan erat antara manusia, alam, dan makhluk hidup lainnya, serta ajakan untuk melindungi keberlanjutan ekosistem.